Pandemi Covid-19 telah berlangsung hamper 1 tahun. Selama masa itu, telah banyak merubah pola perilaku kehidupan manusia di berbagai bidang. Pandemi telah memaksa dunia pendidikan menerapkan pola pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan di dunia pendidikan, dimana interaksi antara guru dan peserta didik terjadi secara langsung, diubah menjadi interaksi virtual. Perubahan interaksi virtual itulah yang setidaknya menimbulkan kekawatiran terhadap terdistorsinya penguatan pendidikan karakter dan pembelajaran praktikum, khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan.
Penggunaan platform Pembelajaran
jarak jauh (PJJ), digadang-gadang mampu untuk mengurangi dampak terdistorsinya penguatan pendidikan
karakter. Misalnya platform PJJ yang menawarkan tatap muka virtual, seperti
Zoom, Google Meet, Cisco Webex, maupun Microsoft Teams, dimungkinkan dapat
mengatasi kekawatiran terhadap penguatan pendidikan karakter yang terabaikan
selama PJJ. Dalam tatap muka virtual interaksi antara guru dan peserta didik
bisa berjalan dengan saling melihat layar virtual masing-masing. Guru bisa
melihat apakah peserta didik menggunakan seragam sekolah dengan benar selama
pembelajaran atau tidak. Guru juga dapat melihat performa penampilan peserta
didik, apakah potongan rambut bagi peserta didik laki-laki, sesuai dengan tata
tertib sekolah atau tidak. Tetapi penggunaan platform tatap muka virtual tersebut
menimbulkan masalah terkait dengan kuota. Biasanya durasi guru dalam
menggunakan platform tatap muka virtual berkisar antara 1 sampai 2 jam,
selebihnya interaksi pembelajaran guru dan peserta didik dilakukan dengan
menggunakan pendekatan asyncrounous. Maka untuk efektivitas dan kualitas
interaksi antara guru dan peserta didik dalam tatap muka virtual, sebaiknya
dilakukan untuk melakukan konfirmasi materi pembelajaran dan fokus pada
pemberian motivasi serta penguatan pendidikan karakter. Adapun penguasaan
materi pembelajaran selanjutnya dapat dilakukan melalui pembelajaran
asyncrounous.
Pembelajaran praktik
secara konvensional biasa dilakukan di laboratorium maupun bengkel-bengkel
praktik yang ada di sekolah. Bagi sekolah menengah kejuruan (SMK), pembelajaran
praktik merupakan suatu keharusan. Bahkan struktur kurikulum SMK untuk
pembelajaran kelompok C (kompetensi keahlian) yang menuntut dilakukan dengan
praktikum langsung, porsi jam pembelajarannya sangat besar. Per pekan sesuai
dengan struktur kurikulum kelompok C3 SMK untuk kelas XI ada 31 jam pelajaran
dan kelas XII ada 33 jam pelajaran. Dengan jumlah jam pembelajaran sebanyak itu
perpekan, artinya lulusan SMK dituntut kompeten dalam penguasaan materi sesuai
dengan kompetensi keahlian masing-masing.
Selama berlangsung
pembelajaran jarak jauh, praktis peserta didik tidak dapat lagi melihat ruangan
bengkel atau laboratorium yang rutin mereka kunjungi selama pembelajaran
praktik. Alat-alat dan bahan praktik juga tidak lagi tersetuh oleh jari-jari
tangan mereka. Selama ini mereka hanya melihat praktik membongkar mesin
misalnya, dari tanyangan youtube yang di share oleh para guru kejuruan. Mereka
diajak untuk berimajinasi praktik. Jelas hal ini sangat mempengaruhi kompetensi
psikomotor peserta didik SMK. Maka harus ada solusi bagaimana peserta didik SMK
bisa melakukan praktik, tetapi tetap mengamankan kebijakan pemerintah, untuk
melaksanakan kegiatan belajar dari rumah.
Solusi pembelajaran
praktik dimasa pandemi yang kami lakukan di SMK Negeri 1 Songgom, mulai
semester genap tahun pelajaran 2020/2021, dengan memberikan 2 (dua) alternatif
pilihan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan peserta didik. Alternatif
tersebut adalah 1. Pembelajaran parktik di Industri / dunia kerja (Iduka) yang
berada disekitar tempat tinggal peserta didik atau di zona aman terpapar
covid-19 dan 2. Pembelajaran praktik dirumah, dengan alat yang dipinjam dari
sekolah dan bahan yang diambil di sekolah. Adapun sintaks dari kedua
alternative pembelajaran praktik tersebut adalah sebagai berikut :
Sintaks
pembelajaran praktik alternative 1 :
1.
Pemetaan lokasi Iduka yang berada dalam
zona aman atau terdekat dengan tempat tinggal peserta didik
2.
Pemetaan KD-KD esensial yang memerlukan
Praktik langsung
3.
Melakukan pendekatan dengan iduka sebagai
tempat praktik peserta didik diwujudkan dengan MoU
4.
Pemetaan kebutuhan bahan praktik yang
tidak bisa disediakan oleh Iduka
5.
Siswa tetap melakukan pembelajaran daring,
saat materi praktik maka siswa melakukan praktik di Iduka, dan mengirimkan
portofolio praktik melalui aplikasi buku catatan kelas di Microsoft teams.
6.
Penilaian portofolio praktik siswa
sekaligus dijadikan sebagai penilaian PKL siswa
7.
Iduka bisa menerbitkan sertifikat praktik
untuk siswa
Sintaks
pembelajaran praktik alternative 2 :
1.
Pemetaan KD-KD esensial yang memerlukan
Praktik langsung
2.
Siswa ke sekolah hanya untuk mengambil
alat dan bahan praktik di lab/bengkel sekolah
3.
Siswa tetap melakukan pembelajaran daring,
saat materi praktik maka siswa melakukan praktik di Rumah masing-masing, dan
mengirimkan portofolio praktik melalui aplikasi buku catatan kelas di Microsoft
teams.
4.
Siswa mendiskusikan hasil praktik dengan
guru melalui daring, setelah guru mempelajari portofolio praktik yang
dikirimkan oleh siswa melalui kelas Teams
5.
Siswa mengirimkan produk hasil praktik ke
sekolah untuk di nilai oleh guru mata pelajaran
Pembelajaran praktik
pada alternative 1, juga dapat diterapkan ketika pandemi telah selesai, dan
sekolah melaksanakan pembelajaran normal seperti sebelum ada pandemi. Proses pembelajaran
praktik pada alternative 1 merupakan bentuk transformasi pembelajaran yang
terdesentralisasi. Sebelumnya peserta didik melakukan parktik ditempat yang
sama tiap hari, yaitu di laboratorium dan bengkel masing-masing sesuai
kompetensi keahlian. Transformasi praktik yang kami tawarkan, adalah
memindahkan tempat praktik yang selama ini di bengkel atau laboratorium
sekolah, ke industry dan dunia kerja. Sehingga diharapkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar riil dan natural secara langsung, yang diharapkan
ketika mereka lulus dan bekerja, mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan
pekerjaan.
Selama masa pandemi, dimana kebijakan pembelajaran jarak jauh diberlakukan di setiap jenjang satuan pendidikan, harus disikapi oleh sekolah dengan bijak, terukur, terarah dan terintegrasi. Tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) peserta didik, harus di respon dengan inovasi dan kreativitas pengelolaan pendidikan. Ikhtiar pembelajaran praktik di masa pandemi dimaksudkan agar SKL peserta didik di SMK Negeri 1 Songgom terutama pada indikator psikomotor, tidak terdistorsi terlalu dalam. Bekal kompetensi ketrampilan yang menjadi ciri khas lulusan SMK tetap ada, meskipun pembelajaran dilaksanakan secara virtual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar