Tahun 2006 silam,
kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pernah menerapkan pola tugas akhir
bagi peserta didik kelas XII sebelum mereka menghadapi Ujian Nasioanal. Kegiatan
ini berlangsung dalam durasi 3-4 bulan,
dimana peserta didik kelas XII wajib menyusun tugas akhir berupa project work dengan melibatkan Dunia
usaha/dunia industry sebagai mitra dalam menyelesaikan proyek tersebut. Kegiatan
tugas akhir bagi peserta didik SMK saat itu dimulai dengan pemilihan tema oleh
peserta didik, dari beberapa tema proyek yang telah di tentukan oleh pihak
sekolah sesuai dengan program keahlian masing-masing. Setelah tema ditentukan,
peserta didik akan memilih dunia usaha/dunia industry mitra, tempat mereka
menyelesaikan tema tersebut. Pihak sekolah memfasilitasi proses perijinan yang
diperlukan peserta didik ke dunia usaha / dunia industry.
Proses selanjutnya
dalam penyelesaian proyek tugas akhir, peserta didik akan menyusun proposal
proyek yang dibimbing oleh guru kelompok mata pelajaran produktif selaku
pembimbing materi, dan guru Bahasa Indonesia selaku pembimbing teknis
penulisan. Tema proyek yang dipilih oleh peserta didik, merupakan salah satu kompetensi
dasar yang diajarkan sesuai karakteristik program keahlian masing-masing.
Misalnya pada program keahlian akuntansi, peserta didik memilih tema penyusunan
laporan keuangan bagi usaha menengah kecil mikro (UMKM). Peserta didik akan
menentukan salah satu UMKM disekitar tempat tinggalnya untuk dijadikan mitra
dalam penyusunan proyek penyusunan laporan keuangan. Setelah proposal proyek
disetujui oleh masing-masing pembimbing, maka peserta didik mulai mengerjakan
proyek sesuai dengan yang di rencanakan dalam proposal. Proses pengambilan data
dilakukan secara langsung tiap hari oleh peserta didik di dunia usaha/dunia industry
mitra. Data yang terkumpul akan diolah menjadi prosedur penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. Dimulai dari transaksi harian,
dibuatkan bukti transaksi, dicatat kedalam jurnal, posting dalam buku besar,
dan sajikan dalam laporan keuangan sederhana.
Pada era
pemberlakuan tugas akhir berupa project
work bagi peserta didik SMK tersebut, khususnya untuk program keahlian
akuntansi, peserta didik benar-benar mengalami proses pembelajaran praktik yang
sesungguhnya. Karena data riil diperoleh dari dunia usaha/dunia industry, dan
diolah sesuai dengan kaidah ilmu yang mereka pelajari, dengan dibimbing oleh
guru mata pelajaran produktif. Bagi dunia usaha/dunia industry, pola project work tersebut memberikan
keuntungan, mereka menjadi tahu proses kerja sesuai dengan kaidah keilmuan.
Misalnya untuk bidang akuntansi, sebelum ada kegiatan tugas akhir dari peserta
didik SMK, para pemilik usaha hanya menggunakan perkiraan, ketika ditanya
mengenai laba/rugi usaha yang mereka jalankan. Dengan adanya pencatatan yang
sesuai standar, mereka terbantukan untuk mengetahui laba/rugi dari usaha yang
mereka jalankan dan kekayaan serta kewajiban yang mereka miliki dalam
menjalankan usaha.
Masa pandemi seperti
sekarang ini, dimana interaksi secara langsung dibatasi, pembelajaran dilakukan
dengan model jarak jauh atau virtual, maka konsep project work yang pernah diterapkan di era tahun 2006 sepertinya
cocok diterapkan kembali sebagai solusi pengganti kegiatan praktik kerja
lapangan (PKL) bagi peserta didik SMK. Pelaksanaan project work hanya memerlukan interaksi dengan industry dunia kerja
(Iduka) yang tidak terlalu intens, dibanding saat pelaksanaan PKL. Pola Praktik
kerja lapangan sebelumnya menggunakan pola blok penuh, peserta didik berada di
Iduka minimal 3 bulan. Hal ini jelas sulit dilaksanakan, mengingat pandemi
covid-19 yang belum juga usai. Maka untuk memberikan pengalaman peserta didik
dalam melakukan pekerjaan riil secara langsung, pola project work yang dulu pernah dilaksanakan menjadi salah satu
solusi. Dengan project work, maka
peserta didik bisa melaksanakan pembelajaran praktik lapangan secara langsung,
tetapi intensitas berada di luar rumah tidak terlalu banyak. Peserta didik ke
Iduka mitra, hanya untuk mengambil data atau melakukan konfirmasi data antara
teori yang dipelajari dengan praktik di Iduka. Kemudian data tersebut diolah
atau di praktikan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori yang
mereka pelajari dengan praktik yang berlangsung di Iduka. Proses pengolahan
data tersebut bisa dilakukan di rumah. Hasilnya dikonsultasikan dengan guru
pembimbing. Proses ujian dilaksanakan setelah peserta didik menyusun laporan
lengkap. Laporan tersebut dipaparkan didepan penguji baik dari guru maupun
penguji dari Iduka mitra.
Kegiatan Praktik
kerja lapangan mengharuskan peserta didik berada di Iduka dalam kurun waktu
tertentu sesuai dengan karakteristik kompetensi keahlian, biasanya minimal 3
bulan. Dalam durasi waktu tersebut, peserta didik tidak hanya menuntaskan
kompetensi yang belum tuntas di ajarkan di sekolah, tetapi peserta didik juga
belajar bagaimana karakteristik lingkungan kerja yang tentunya berbeda dengan
lingkungan sekolah. Awal mula program PKL diluncurkan untuk peserta didik SMK
adalah dimaksudkan untuk menuntaskan kompetensi-kompetensi tertentu yang tidak
bisa diajarkan di sekolah, karena keterbatasan alat di sekolah. Tetapi pada
beberapa kompetensi keahlian, seluruh kompetensi yang diajarkan bisa dilakukan
di sekolah, maka kegiatan PKL dimaksudkan hanya untuk mengenalkan budaya kerja
di industry.
Pandemi covid-19
telah mengubah gaya hidup manusia dalam berinteraksi dan beraktivitas. Sejak
diumumnya wabah Covid-19 sebagai pandemi global, maka kebijakan yang diterapkan
bagi dunia pendidikan adalah belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh.
Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai penularan covid-19. Kebijakan
tersebut juga berdampak pada pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL) atau
Praktik kerja industry (Prakerin) bagi peserta didik SMK. Mengenalkan budaya
kerja di indutri sangat penting bagi peserta didik SMK, tetapi intensitas
interaksi langsung juga harus dibatasi. Solusi yang dapat diambil untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan penerapan project work.
Project
work yang
diterapkan di SMK Negeri 1 Songgom, sebagai solusi pengganti Praktik kerja
lapangan (PKL) diperuntukan bagi peserta didik kelas XI yang pelaksanaannya
pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Kegiatan project work ini diawali dengan penentuan tema proyek atau
pekerjaan yang hendak dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
keahlian masing-masing. Pemilihan tema disesuaikan dengan kompetensi dasar pada
mata pelajaran kelompok C3. Tema yang terpilih selanjutnya dibuat proposal
proyek oleh masing-masing peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk
menentukan Iduka yang dijadikan mitra untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Lokasi Iduka yang jadikan mitra harus berada di area atau lokasi terjangkau
dari tempat tinggal peserta didik, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko,
karena jika berada pada jarak aman, maka bisa dijangkau tanpa menggunakan
kendaraan umum. Sekolah menyiapkan surat permohonan pada Iduka sebagai mitra
penyelesaian proyek peserta didik. Proposal proyek yang di tulis oleh
masing-masing peserta didik, kemudian dikonsultasikan dengan guru pembimbing,
hal ini dimaksdukan agar proyek yang hendak diselesaikan oleh peserta didik
lebih spesifik, terukur dan terarah pada pencapaian kompetensi keahlian
tertentu. Konsultasi dilakukan secara virtual menggunakan platform Microsoft
teams. Setelah proposal proyek disetujui, peserta didik bisa memulai
mengerjakan proyek dengan melibatkan Iduka mitra sebagai tempat untuk
menngumpulkan dan mengolah data terkait dengan proyek tersebut. Selama
penyelesaian proyek, peserta didik mengkonsultasikan pekerjaannya dengan guru
pembimbing dan Iduka mitra secara virtual. Portofolio penyelesaian proyek akan
terdokumentasi melalui buku catatan kelas di kelas teams peserta didik. Durasi
penyelesaian proyek selama 3 bulan sampai dihasilkan kerja proyek yang
diharapkan. Hasil tersebut selanjutnya di tulis dalam laporan oleh
masing-masing peserta didik. Tahap akhir dari kegiatan project work ini adalah ujian presentasi yang dilakukan oleh
peserta didik mengenai hasil proyek yang telah selesai dikerjakan. Penguji
berasal dari guru produktif yang bukan sebagai guru pembimbing penulisan proyek
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar hasil pekerjaan terkonfirmasi dari berbagai
sudut pandang yang berbeda.
Penunjang kegiatan project work, interaksi antara peserta
didik dan guru pembimbing dilakukan melalui kelas virtual memanfaatkan
Microsoft teams. Portofolio penyelesaian proyek terhimpun dalam kelas virtual,
sehingga memungkinkan perbaikan atas pekerjaan proyek bisa dilakukan secara
bersama-sama antara guru pembimbing dan peserta didik. Hasil yang diharapkan
dari kegiatan project work ini
tentunya memberikan pengalaman tersendiri pada peserta didik dalam
mengimplementasikan teori dengan pekerjaan riil yang terjadi di industry dan
dunia kerja. Akhirnya diharapkan meskipun dalam masa pandemi, kegiatan PKL
tetap bisa dilaksanakan dengan pola yang berbeda, untuk menjaga kualitas
kompetensi peserta didik SMK.